Rumah
makan yang satu ini terbilang cukup unik. Bangunannya berkesan seperti rumah
pribadi yang disulap menjadi rumah makan. Bertemakan bangunan khas jawa klasik ruang
dikelilingi dengan dinding bata dan meja dan bangku yang minimalis.
Selain
itu rumah makan ini terbilang luas dengan taman halaman yang langsung
berhadapan dengan tempat makan membuat suasana terasa cozy dan homey. Rentetan
gending jawa dan alunan musik tradisional juga terus mengiringi tanpa henti
dengan mesra. Tempat ini memang sangat cocok dijadikan sebagai tempat istriahat
dan relaksasi setelah lelah berkendaraan selama dalam perjalanan mudik.
Menu
yang ditawarkan pun cukup beragam mulai dari menu tradisional hingga menu
modern dengan kisaran harga sekitar Rp. 4.500 sampai dengan Rp. 30.000. Rumah Makan Tiga Dapur Batavia ini
berlokasi di Jl. Mastrip 6 Tulungagung.
Lokasi : Jl. Mastrip 6 Tulungagung.
Harga : Rp. 4.500 sampai dengan Rp. 30.000
Menu : Menu tradisional hingga menu modern
Telepon : 0355 336622
※ Ya Allah... semoga yang membaca artikel ini :
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.
¤ Muliakanlah orangnya… Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan... Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya… Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah… Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid… Bahagiakanlah keluarganya… Luaskan rezekinya seluas lautan… Mudahkan segala urusannya… Kabulkan cita-citanya… Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji… Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar. Aamiin ya Rabbal'alamin.
“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau
harus tahan menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)