Ada sebuah rumah makan khusus menyediakan nasi lodho di Jalan
Raya Kedung Lurah, Kecamatan Pogalan, Kabupaten, Trenggalek, Jawa Timur. Masuk
sekitar 50 m ke kanan jalan (bila kita datang dari arah Tulungagung).
Bangunan rumah makan ini cukup sederhana. Namun, tatanan meja-meja makannya,
serta interiornya cukup bagus, dan sangat yaman untuk beristirahat dari
perjalanan, sambil menikmati menu nasi ladha yang disediakan.
Pemilik rumah makan ini adalah pasangan suami istri yaitu Muhamad Yusuf (66)
dan Sutilah (48). Mereka menggeluti usaha rumah makan ini sejak Tahun 1990.
Ketika ditemui Peduli untuk wawancara, Muhamad Yuyuf mewakilkan kepada
sulungnya, Ayub Nuala’.
Rumah makan Nasi Lodho Pak Yusuf ini menu utamanya hanya nasi ladha ayam
kampung. ’’Memang di sini hanya disediakan khusus nasi ladha saja, sedang
minumannya hanya menyediakan kopi, teh, es jeruk dan minuman botol,’’ ujar
Ayub. ’’Selain bisa dimakan di sini nasi ladha ini bisa dijadikan oleh-oleh,
bahkan selama ini lebih banyak yang dijadikan oleh-oleh daripada dinikmati di
sini,’’ lanjutnya.
Sudah delapan belas tahun bisnis kuliner ini berjalan. Kini Rumah Makan Nasi
Lodo Pak Yusuf telah dikenal luas, tidak hanya di wilayah Trenggalek dan
sekitarnya saja, tapi dari luar daerah cukup banyak yang telah mengenalnya,
seperti Malang, Surabaya, bahkan menurut Ayub 80% pelangganya berasal dari luar
daerah.
[Tempat Kuliner di Indonesia]
✿ Kuliner di Trenggalek : Menyantap 'Nasi Lodho' Pak Yusup Khas Trenggalek .
Saat ini Pak Yusuf telah mampu mempekerjakan 17 orang karyawan, yang dibagi
menjadi tiga kelompok yaitu tukang sembelih ayam, jurumasak, dan pramusaji.
Sementara urusan menejemen ditangani oleh Ayub, sedangkan untuk urusan peracik
bumbunya sampai saat ini masih ditangani sendiri oleh Pak Yusuf bersama sang
istri : Sutilah.
Menurut Ayub membuat menu nasi lodo ini tidak sulit-sulit amat. Pertama-tama
yang harus disediakan adalah ayam kampung itupun dipilih yang masih muda,
setelah disembelih ayam dibersihkan bulunya, lantas dihilangkan jeroannya
kemudian dicuci sampai bersih.
Ayam yang sudah bersih lantas direbus setelah direbus kemudian dipanggang
sampai matang, selanjutnya diberi bumbu (dimasukkan dalam kuah bumbu) dan langkah
terakhir dikukus.
Adapun bumbu lodo ini termasuk cukup lengkap yaitu, cabe merah, cabe rawit,
bawang merah, bawang putih, kunir, merica, pala, asam jawa, daun sereh, daun
pandan wangi dan garam dapur.
Semua bumbu ini menurut ayub disesuaikan dengan kebutuhan (berapa ayam yang
akan dimasak) bahan-bahan tersebut semua dihaluskan kecuali daun sereh dan
pandan wangi. Setelah halus maka bumbu diberi air secukupnya dan dijadikan
kuah.
Nasi yang dipakai untuk menu nasi lodo ini adalah nasi gurih, yaitu nasi yang
cara memasaknya seperti biasa hanya saja telah diberi bumbu garam dan santan
kelapa, sehingga setelah masak rasanya menjadi gurih.
Saat menyajikannya nasi ladha ayam ini masih diberi menu pendamping yaitu
urap-urap. Karena prosesnya yang cukup panjang ini maka karyawannya sudah mulai
bekerja sejak malam harinya. Namun, karena menurut Ayub masing-masing karyawan
telah memiliki bagian sendiri-sendiri maka pekerjaan tersebut tetap berjalan
dengan lancar.
’’Memang setiap karyawan telah memiliki jatah sendiri-sendiri, seperti tukang
potong setelah selesai memotong dan membersihkan ayam ya diganti dengan
karyawan yang bagian memasak demikian seterusnya, seperti halnya bagian meracik
dan pramusaji ia hanya menangani bagiannya saja, Alhammdulillah hingga sampai
saat ini setahu saya tidak banyak mengalami kendala, mungkin karena setiap
karyawan sudah meyadari tanggung jawabnya masing-masing,’’ tutur Ayub Nualla.
’’Hanya saja setiap menjelang hari Raya Idul Fitri sering kekurangan
ayam,masalahnya permintaan setiap harinya meningkat tajam dalam sehari bisa
terjual rata-rata 300 paket (ekor),” lanjutnya.
Untuk satu paket (satu ekor ayam + nasi) dijual dengan harga Rp 55.000
sedangkan untuk satu porsi untuk satu orang (satu potong ayam + nasi dan
urap-urap) harganya Rp 20.000.
Pada hari-hari biasa rata-rata Nasi Lodo Mbah Yusuf ini bisa menghabiskan
sekitar 100 ekor ayam kampung. Untuk memenuhi kebutuhan usahanya menurut
penuturan Ayub sampai saat ini ia belanja ayam sendiri.
¤ Muliakanlah orangnya
¤ Yang belum menemukan jodoh semoga lekas dipertemukan
¤ Yang belum mendapatkan keturunan semoga cepat mendapatkannya
¤ Semoga tergerak hatinya untuk bersedekah
¤ Yang laki2 entengkanlah kakinya untuk melangkah ke masjid
¤ Bahagiakanlah keluarganya
¤ Luaskan rezekinya seluas lautan
¤ Mudahkan segala urusannya
¤ Kabulkan cita-citanya
¤ Jauhkan dari segala Musibah, Penyakit, Prasangka Keji
¤ Jauhkan dari segala Fitnah, Berkata Kasar dan Mungkar.
Aamiin ya Rabbal'alamin.
“Bila kau tak tahan lelahnya belajar maka kau harus tahan
menanggung perihnya kebodohan” (Imam Syafi’i)